::-moz-selection { background: #8A0808; color: #FF0080; }


Pohon-pohon mendatangi seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya dengan lurus dan sopan

Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-tengah jalan Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari

Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan dalam keterbelahan

Gua Tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat mereka

Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak seorang pun didalam gua

Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat sarang jika Nabi didalamnya

Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi

Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti

Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik pemberiannya

Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena

Demikian itu tatkala sampai masa kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari masa mengalami mimpinya

Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai

Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit
Dan lepaskan orang yang berhajat dari temali kegilaan

Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa hitam kelam

Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah
Atau kau kira itu air yang mengalir dari laut atau lembah

0 komentar:

Photobucket

Followers





Sadar Dan Mabuk Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung Dan mabukmu dari bagianKu menyilakan teguk minuman Tak bosan-bosan peminumnya Tak bosan-bosan peneguknya Menyerah pada sudut piala yang memabukkan jiwanya. Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala Ada dua kemabukan bagiku dan hanya dua penyesal hanya satu Yang diperuntuukan bagi mereka hanya untukku. Dua mabuk kepayang Mabuk cinta Mabuk abadi Ketika siuman Segalanya bugar kembali. Dalam syair lain tentang Mabuk Ilahi ini para Sufi sering mengutip syair, sbb: Pabila pagi cerah dengan kejora citanya itulah keserasian Antara kemabukan dan kesukacitaan. bawah ini masih seputar Rasa Mabuk Ilahi: Dzauq Dan Syurb Gelas minuman adalah susuan kita Kalau tak kita rasa Tak hidup kita Aku heran orang bicara, “Aku telah ingat Allah” Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa? Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas Tuntas habis, tak puas pula dahaga.