::-moz-selection { background: #8A0808; color: #FF0080; }
Sadar Dan Mabuk
Kesadaranmu dari KataKu
adalah sinambung
Dan mabukmu dari bagianKu
menyilakan teguk minuman
Tak bosan-bosan peminumnya
Tak bosan-bosan peneguknya
Menyerah pada sudut piala
yang memabukkan jiwanya.

Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala
Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala
Ada dua kemabukan bagiku
dan hanya dua penyesal hanya satu
Yang diperuntuukan bagi mereka
hanya untukku.
Dua mabuk kepayang
Mabuk cinta
Mabuk abadi

Ketika siuman
Segalanya bugar kembali.
Dalam syair lain tentang Mabuk Ilahi ini para Sufi sering mengutip syair, sbb:

Pabila pagi cerah dengan kejora citanya
itulah keserasian
Antara kemabukan dan kesukacitaan.

bawah ini masih seputar Rasa Mabuk Ilahi:

Dzauq Dan Syurb

Gelas minuman adalah susuan kita
Kalau tak kita rasa
Tak hidup kita

Aku heran orang bicara, “Aku telah ingat Allah”
Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa?
Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas
Tuntas habis, tak puas pula
dahaga.
Baca selengkapnya Pencinta Nabi S.A.W

Aku datangi
Aku tak mengerti
Dari mana
Siapa
Aku
Melainkan yang dikatakan orang-orang
pada diriku, pada jenisku
Aku datangi jin dan manusia
Lalu tak kutemui siapa pun
Lantas kuatangi diriku.

Tiba-tiba bisikan halus dalam kalbuku:
Amboi, siapakah yang tahu sebab-sebab yang lebih luhur
wujudnya
toh ia bersukaria dengan kehinaan yang sesat
dan dengan manusia
Kalau engkau dari kalangan sirna yang hakiki
Pastikan engkau ghaib dari semesta, arasy dan kursy
Padahal dirimu jauh dari Haal bersama Allah
Jauh dari berdzikir
Lebih pada Jin dan Manusia.
Baca selengkapnya Pencinta Nabi S.A.W

Setiap hari ia lewat merengkuh tanganku
memberikan sesal dalam hatiku
kemudian, berlalu.

Seperti penghuni neraka
Jika kulit-kulitnya terpanggang
kembali pula kulit-kulit itu
untuk sbuah derita panjang

Bukanlah orang mati itu
istirahat seperti mayat
Kematian adalah
mati kehidupannya.
Baca selengkapnya Pencinta Nabi S.A.W

Biarkan kusebut beberapa mukjizat yang muncul pada Nabi
Seperti nampaknya api jamuan, malam hari diatas gunung tinggi

Mutiara bertambah indah bila ia tersusun rapi
Jika tak tersusun nilainya tak berkurang sama sekali Segala pujian itu puncaknya adalah memuji
Sifat dan pekerti mulia yang ada pada Nabi

Ayat ayat Al Qur’an yang diturunkan Allah adalah baharu
Tapi Allah adalah kekal tak kenal waktu

Ayat-ayat yang tak terikat waktu dan kabarkan kita
Tentang hari kiamat, kaum ‘Aad dan negeri Irom

Ayat ayat yang selalu bersama kita dan mengungguli
Mukjizat para Nabi yang muncul tapi tak lestari

Penuh kepastian dan tak sisakan bagi para musuh segala keraguan.
Ayat yang tak sedikit pun menyimpang dari kebenaran

Tak satu ayat pun ditentang kecuali musuh terberatnya
Akan kembali kepadanya dengan salam dan beriman

Keindahan sastranya membuat takluk penentangnya
Bak pencemburu membela kehormatan dari tangan pendosa

Baginya makna-makna yang saling menunjang bak ombak lautan
Yang nilai keindahannya melebihi mutiara berkilauan

Keajaibannya banyak dan tak terhingga
Dan keajaiban itu tak satu pun membuat bosan kita

Teduhlah mata pembacanya, lalu kukatakan padanya
Beruntunglah engkau, berpeganglah selalu pada taliNya

Jika kau baca ia karena takut panas neraka Lazha
Padamlah panas neraka Lazha karena kesejukannya

Bagai telaga Kautsar wajah pendosa jadi putih karenanya
Padahal dengan wajah hitam arang mereka datangi ia

la lurus bagai shirath, adil bagai timbangan
Kitab kitab lain takkan selanggeng ia dalam keadilan

Jangan heran pada pendengkinya yang selalu ingkar
Pura-pura bodoh padahal ia cukup paham dan pintar

Bagai orang sakit mata yang pungkiri sinar mentari
Bagai orang sakit yang lezatnya air ia pungkiri
Baca selengkapnya Pencinta Nabi S.A.W


Pohon-pohon mendatangi seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya dengan lurus dan sopan

Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-tengah jalan Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari

Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan dalam keterbelahan

Gua Tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat mereka

Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak seorang pun didalam gua

Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat sarang jika Nabi didalamnya

Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi

Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti

Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik pemberiannya

Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena

Demikian itu tatkala sampai masa kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari masa mengalami mimpinya

Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai

Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit
Dan lepaskan orang yang berhajat dari temali kegilaan

Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa hitam kelam

Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah
Atau kau kira itu air yang mengalir dari laut atau lembah
Baca selengkapnya Pencinta Nabi S.A.W
Photobucket

Followers





Sadar Dan Mabuk Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung Dan mabukmu dari bagianKu menyilakan teguk minuman Tak bosan-bosan peminumnya Tak bosan-bosan peneguknya Menyerah pada sudut piala yang memabukkan jiwanya. Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala Ada dua kemabukan bagiku dan hanya dua penyesal hanya satu Yang diperuntuukan bagi mereka hanya untukku. Dua mabuk kepayang Mabuk cinta Mabuk abadi Ketika siuman Segalanya bugar kembali. Dalam syair lain tentang Mabuk Ilahi ini para Sufi sering mengutip syair, sbb: Pabila pagi cerah dengan kejora citanya itulah keserasian Antara kemabukan dan kesukacitaan. bawah ini masih seputar Rasa Mabuk Ilahi: Dzauq Dan Syurb Gelas minuman adalah susuan kita Kalau tak kita rasa Tak hidup kita Aku heran orang bicara, “Aku telah ingat Allah” Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa? Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas Tuntas habis, tak puas pula dahaga.